Kamis, 28 Juni 2012

POPULASI BURUNG CEDRAWASIH SEMAKIN KRITIS

Populasi burung cantik
Cendrawasih yang berasal dari Papua kini diambang kritis. Perubahan ekologi dan orientasi ekonomi membawa ancaman
primer dan sekunder bagi hewan endemik Papua ini. Penurunan populasi cenderawasih itu antara
lain karena pemekaran kabupaten baru, pembangunan akses jalan, permukiman penduduk, pembalakan hutan, dan perburuan serta penangkapan.
Setiap pembukaan jalan,
pembangunan perkantoran, permukiman penduduk,
penambangan, dan pembalakan hutan selalu ada cendrawasih yang ditangkap atau mati.

Hasil penelitian terakhir pada Maret 2012 yang dilakukan BKSDA Papua di salah satu lokasi habitat
cenderawasih diketahui setiap satu kilometer persegi hanya ditemukan 2-3 ekor cenderawasih. Padahal, tahun 2000-2005 masih ditemukan
10-15 ekor. ”Ini tingkat degradasi yang sangat memprihatinkan,”
kata Staf Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Papua, Herman
So. Seiring laju kehancuran habitat dan perilaku manusia, bukan tak mungkin suatu saat
burung endemik papua ini bakal tinggal nama saja seperti halnya jalak Bali (Leucopsar rothschildi) atau elang Jawa


 Foto: POPULASI BURUNG CEDRAWASIH SEMAKIN KRITIS

Populasi burung cantik
Cendrawasih yang berasal dari Papua kini diambang kritis. Perubahan ekologi dan orientasi ekonomi membawa ancaman
primer dan sekunder bagi hewan endemik Papua ini. Penurunan populasi cenderawasih itu antara
lain karena pemekaran kabupaten baru, pembangunan akses jalan, permukiman penduduk, pembalakan hutan, dan perburuan serta penangkapan.
Setiap pembukaan jalan,
pembangunan perkantoran, permukiman penduduk,
penambangan, dan pembalakan hutan selalu ada cendrawasih yang ditangkap atau mati.

Hasil penelitian terakhir pada Maret 2012 yang dilakukan BKSDA Papua di salah satu lokasi habitat
cenderawasih diketahui setiap satu kilometer persegi hanya ditemukan 2-3 ekor cenderawasih. Padahal, tahun 2000-2005 masih ditemukan
10-15 ekor. ”Ini tingkat degradasi yang sangat memprihatinkan,”
kata Staf Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Papua, Herman
So. Seiring laju kehancuran habitat dan perilaku manusia, bukan tak mungkin suatu saat
burung endemik papua ini bakal tinggal nama saja seperti halnya jalak Bali (Leucopsar rothschildi) atau elang Jawa

herway

Tidak ada komentar:

Posting Komentar