Rabu, 06 Juni 2012

RANGKING MILITER INDONESIA 18 DUNIA

Sebuah analisis yang
dipublikasikan Global Fire Power
belum lama ini memberikan
evidence yang obyektif untuk
menunjukkan peta kekuatan
militer negara-negara di seluruh dunia. Berdasarkan uji data
yang mendukung kekuatan
militer, daya tahan, stamina dan
survival yang mendukungnya,
Indonesia berada pada tempat
terhormat, di urutan ke 18, menduduki puncak klasemen di
kawasan ASEAN, bahkan
mengungguli kekuatan Australia
yang ada di posisi ke 24
ranking militer seluruh dunia. Urutan 10 besar ranking militer
se dunia dipegang secara
berturut-turut : AS, Rusia,
China, India, Inggris, Turki,
Korsel, Perancis, Jepang dan
Israel. Kemudian urutan 11 sampai dengan 20 besar adalah
Brasil, Iran, Jerman, Taiwan,
Pakistan, Mesir, Italia, Indonesia,
Thailand dan Ukraina. Ranking
negara ASEAN yang lain adalah
Filipina ada di posisi ke 23, Malaysia posisi ke 27, Singapura
ke 41. Analisis ini memberikan sebuah
definisi tentang peta kekuatan
militer yang sesungguhnya,
tidak terfokus pada keunggulan
jumlah pesawat tempur atau
kapal combatan seperti yang selama ini menjadi opini publik.
Itu sebabnya walaupun
Singapura punya kekuatan
pesawat tempur terbanyak di
ASEAN, negara pulau itu tetap
tidak mampu mengungguli Malaysia, Filipina dan Indonesia.
Indikator kekuatan alutsista
bukan merupakan faktor
penentu keunggulan militer
sebuah negara. Kita selama ini terpengaruh
dengan opini psikologis bahwa
Jakarta akan hancur dalam
waktu dua jam jika diserang
oleh pesawat tempur Singapura.
Padahal apa iya, ini kan negara kepulauan yang paling besar di
dunia, punya 240 juta penduduk
berkarakter nasionalis, sumber
daya alamnya melimpah dan
yang terpenting dalam strategi
militer, negara kita terdiri dari ribuan titik pertahanan.
Bandingkan dengan negara
pulau itu, hanya beberapa titik
di sebuah pulau. Secara hankam,
pulau itu lebih mudah
ditaklukkan. Yang jelas angkatan udara tidak menjadi
faktor utama untuk
memenangkan pertempuran
karena ibu dari segala perang
adalah angkatan darat. Sekedar perbandingan, berikut
disampaikan peta kekuatan
militer antara Indonesia dan
Malaysia berdasarkan analisis
Global Fire Power : INDONESIA MALAYSIA
Total Population
245,613,043
28,728,607
Military Manpower Available
129,075,188 14,817,517
Fit for Military Service
107,538,660
12,422,580
Reaching Military Age Yearly
4,455,159 519,280
Active Military Personnel
438,410
124,000
Active Military Reserves 400,000 640,199
Total Aircraft 510 258
Total Land-Based Weapons
1,577
2,465
Total Naval Units 136 65
Towed Artillery 59 54
Merchant Marine Strength
1,244
321
Major Ports and Terminals
9 5
Aircraft Carriers 0 0
Destroyers 0 0
Frigates 6 4
Submarines 2 2
Patrol Coastal Craft 31 37
Mine Warfare Craft 12 4
Amphibious Operations Craft 8 1
Defense Budget $4,740,000,000 $3,500,000,000
Foreign Reserves
$96,210,000,000 $106,500,000,000
Purchasing Power
$1,030,000,000,000
$414,400,000,000
Oil Production 1,023,000 bbl 693,700 bbl
Oil Consumption 1,115,000 bbl 536,000 bbl
Proven Oil Reserves
4,050,000,000 bbl
2,900,000,000 bbl
Total Labor Force
116,500,000 12,200,000
Roadway Coverage 437,759 km 98,721 km
Railway Coverage 5,042
km
1,849 km
Waterway Coverage 21,579 km 7,200 km
Coastline Coverage 54,716
km
4,675 km
Major Serviceable Airports 684
118 Square Land Area 1,904,569
km
329,847 km Dari data diatas beberapa
catatan bisa kita letakkan pada
kondisi terkini, misalnya posisi
cadangan devisa RI saat ini
sudah mencapai $
122.000.000.000,- (Akhir Juli 2011), jumlah KRI saat ini
berkisar 152 unit. Kapal-kapal
yang berstatus KAL, KKP dan
Polisi Air tidak diperhitungkan
oleh GFP, padahal kapal-kapal
jenis ini ikut berperan dalam patroli keamanan laut atau
patroli pantai (Patrol Coastal
Craft). Kemudian komponen
cadangan (Active Military
Reserves) jumlahnya bisa
melebihi perhitungan GFP jika Satuan Pengamanan, Satuan
Polisi Pamong Praja, Pertahanan
Sipil masuk dalam perhitungan. Analisis GFP yang disajikan
merupakan evidence yang cukup
obyektif dan terbarukan,
mampu menyajikan data terkini
yang memberikan gambaran
menyeluruh dari kekuatan militer sebuah negara
berdasarkan kekuatan sumber
daya militer, sistem
persenjataan, kekuatan armada
angkatan laut, dukungan logistic
dan sebaran pangkalan, sumber daya alam untuk survival,
dukungan financial dan kondisi
geografis. Yang menarik
kekuatan pesawat tempur
digabung dengan sistem
persenjataan lain apakah itu pesawat angkut, helikopter,
tank, panser, artileri yang
menjadi kekuatan angkatan
darat. Sementara kekuatan
angkatan laut menjadi faktor
terpisah dan memberikan kontribusi real pada kekuatan
militer sebuah negara. Nah, semakin jelas bahwa kita
adalah yang terbaik di kawasan
ini dalam ranking kekuatan
militer. Oleh sebab itu kita perlu
mengeliminir opini-opini psikologis
yang mengunder estimate kekuatan TNI, seakan-akan TNI
yang paling lemah, seakan-akan
TNI tak mampu mengatasi
serangan udara Singapura,
seakan-akan TNI tak mampu
mengawal teritori NKRI. Dalam kondisi minimum essential force
yang belum tercapai militer kita
ternyata mampu menduduki
ranking 18 dunia. Padahal mulai
tahun 2012 sd tahun 2014 saja
akan berdatangan setidaknya 60 pesawat tempur baru
berbagai jenis, 15 pesawat
angkut berbagai jenis, 55 Heli
tempur berbagai jenis, 30 Kapal
Cepat Rudal, 3 Kapal Selam, 2
Fregat, ratusan Tank dan Panser berbagai jenis. Belum lagi
proyek rudal surface to
surface, surface to air, rudal
anti tank dan ribuan roket
Rhan produksi dalam negeri. Ini artinya peluang untuk
meningkatkan ranking militer itu
sangat terbuka. Namun lebih
dari itu, kita harus selalu
percaya diri dengan kemampuan
hulubalang pengawal negara kita, dengan semangat
tempurnya, dengan kualitas
prajuritnya yang selalu
mengungguli tentara negara
jiran. Sekali lagi militer kita
adalah yang terunggul diantara para jiran. Dan itu harus kita
rawat dan pelihara dengan
suplai alusista yang modern dan
menggentarkan. Dan itu harus
konsisten dan
berkesinambungan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar